Penelitian ini mengkaji implementasi diplomasi budaya melalui batiksebagai bentuk strategi soft power dalam rangka memperkuat nationbranding Indonesia di Inggris. Dalam konteks globalisasi, bentuk diplomasikonvensional mengalami perubahan, beralih ke pendekatan soft power yaknikemampuan suatu negara dalam mempengaruhi negara lain melalui dayatarik budaya serta kebijakan luar negeri yang bersifat inklusif. Batik, sebagaisalah satu warisan budaya tak benda UNESCO, memiliki peran pentingdalam merepresentasikan identitas nasional Indonesia kepada komunitasinternasional, khususnya di Inggris yang dikenal sebagai pusat budaya danpendidikan global. Penerapan melalui metode kualitatif dengan pendekatanstudi kasus, yang memusatkan perhatian pada aktivitas diplomasi budayaoleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London serta keterlibatankomunitas diaspora dalam mempromosikan batik. Upaya dilakukan melaluiberbagai kegiatan seperti pameran budaya, peragaan busana, lokakarya,serta kerjasama desainer dan institusi pendidikan di Inggris. Teknikpengumpulan data meliputi wawancara mendalam dan studi literatur. Hasilpenelitian memperlihatkan bahwa batik tidak hanya berfungsi sebagairepresentasi budaya, tetapi juga sebagai instrumen strategis dalammembangun citra positif Indonesia di hadapan publik Inggris. Strategi inimenunjukan peningkatan, pemahaman dan penghargaan masyarakatinternasional terhadap budaya Indonesia, serta memperkuat hubunganbilateral, khususnya dalam aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Penggunaanbatik dalam diplomasi budaya menunjukkan efektivitasnya dalam membukaruang interaksi lintas budaya yang produktif dan memperluas pengaruhIndonesia melalui pendekatan non-koersif. Dengan demikian, pemanfaatanbatik sebagai alat diplomasi budaya dapat menjadi fondasi penting dalam memperkuat citra Indonesia di panggung dunia.
Kata kunci: Diplomasi budaya, batik, soft power, Indonesia, Inggris.